MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
KEINDAHAN
, PENDERITAAN , DAN SIKSAAN
NAMA : FAISAL HIDAYAT
NPM : 13414815
KELAS : 1IB06
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang masih sangat sederhana dan jauh dari
kesempurnaan
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun referensi bagi pembaca juga dapat membantu menambah pengetahuan wawasan dan pengalaman bagi para pembaca.
Kami sadari makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan karena kurangnya pengalaman yang kami miliki. Oleh kerena itu kami
harapkan kepada pembaca untuk memberikan
kritik maupun masukan-masukan yang bersifat membangun agar kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik
lagi dalam membuat suatu makalah.
Bekasi, 20 April 2015
BAB I. PENGERTIAN KEINDAHAN
Keindahan
berasal dari kata Indah, Keindahan adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita
rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan
diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.
Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial,
dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi,
atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu,
untuk kesempurnaannya. Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan
dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan
indrawi manusia. Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa
keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat. Thomas Aquinos
(1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bila
mana dilihat (Id qout visum placet). Khalil Gibran mengungkapkan bahwa
Keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu. Keindahan adalah cinta yang tidak
memberi namun menerima. Menurut Baumgarten adalah Keindahan adalah keselur uhan
yang merupakan susunan yang teratur dari bagian- bagian yang saling berhubungan
satu sama lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “ Garis Besar
Estetik” (Filsafat Keindahan), dalam bahasa Inggris Keindahan diterjemahkan
dengan kata “Beautiful”, bahasa Perancis “Beau” , Italia dan Spanyol “Bello” ,
kata-kata itu ber asal dar i bahasa Latin “Bellum” , akar katanya adalah
“Bonum” yang berarti Kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “Bonellum”
dan terakhir dipendekkan menjadi “bellum”. Dapat membedakan antara keindahan
sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah Keindahan
dalam suatu kualitas yang abstrak adalah keindahan yang tak dapat terlihat
secara fisik dan bersifat tidak beraturan, tetapi nilai dari keindahan itu
dapat dirasakan,seperti contoh keindahan ketika merasakan angin yang berhembus.
Sedangkan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah adalah kebalikan
dari Keindahan dalam suatu kualitas yang abstrak, dimana keindahan itu dapat
dirasakan, dilihat maupun dapat dikenang selama kita mengingatnya.
Keindahan dalam arti luas, menurutThe Liang Gie,
mengandung gagasan tentang kebaikan. dari pemikiran Plato, yang menyangkut
adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles yang melihat
keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan. Tetapi bangsa Yunani
juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetik disebutnya “ Syimmetria”,
untuk keindahan berdasarkan pengelihatan. jadi pengertian yang seluas-luasnya
meliputi: Keindahan Seni, Keindahan Alam, Keindahan Moral, Keindahan
Intelektual.
BAB II. NILAI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK KEIDAHAN PADA
MANUSIA
Pengertian ekstrinsik
adalah sifat baik dari suatu benda
sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya , yakni nilai yang bersifat
sebagai alat atau membantu.
Contohnya : puisi, bentuk puisi yang terdiri
dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
Pengertian intrinsik
adalah sifat baik dari benda yang
bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu
sendiri.
Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada
pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .
Nilai
keindahan instrinsik adalah nilai bentuk seni yang dapat
diindera dengan mata, telinga atau keduanya. Nilai bentuk ini kadang juga disebut
nilai struktur yaitu bagaimana cara menyusun nilai-nilai ekstrinsiknya atau
bahannya berupa rangkaian peristiwa. Semuanya disusun begitu rupa sehingga
menjadi sebuah bentuk yang berstruktur dan dinamai nilai instrinsik. Cara
menyusun bentuk tadi melahirkan sebuah cerita. Kumpulan peristiwa yang sama
oleh dua orang penulis mungkin saja disusun berdasarkan urutan atau struktur
yang berbeda, sehingga nilai seninya juga berbeda.
Demikian
banyaknya hasil seni budaya dengan menggunakan pendekatan ekstrinsik dan
pendekatan intrinsik melalui proses penghayatan kita dapat mengetahui alasan
mereka atau seniman menciptakan keindahan melalui hasil seni. Kalau Bagong
Kussudiarjo ditanya mengapa ia menciptakan berbagai kreasi tarian baru yang
menggambarkan kehidupan nelayan, petani, buruh pabrik, tentu ada berbagai macam
jawaban mungkin ia ingin mengabadikan kegiatan masing-masing pekerjaan itu pada
zamannya. Karena kelak apabila teknologi maju memasuki wilayah itu kegiatan
mereka itu akan lain bentuknya. Atau mungkin ia ingin menunjukkan kepada
masyarakat bahwa keindahan itu tidak hanya dapat di kota-kota saja, dan yang
menggemari keindahan itu bukan hanya para cendikiawan saja, tetapi di
masyarakat, nelayan, buruh pabrik dan petani yang setiap hari berjuang demi sesuap
nasi-pun merindukan keindahan.
BAB III. PENGERTIAN PENDERITAAN DAN SIKSAAN
Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenilcmatan dan kebahagiaan. Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan "risiko" hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya? Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan.
Siksaan
Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci
otak politik.
Penyiksaan hampir secara universal telah dianggap sebagai pelanggaran berat hak asasi manusia, seperti dinyatakan Deklarasi Hak Asasi Manusia. Para penandatangan Konvensi Jenewa Ketiga dan Konvensi Jenewa Keempat telah menyetujui untuk tidak melakukan penyiksaan terhadap orang yang dilindungi (penduduk sipil musuh atau tawanan perang) dalam suatu konflik bersenjata. Penanda tangan UN Convention Against Torture juga telah menyetujui untuk tidak secara sengaja memberikan rasa sakit atau penderitaan pada siapapun, untuk mendapatkan informasi atau pengakuan, menghukum, atau memaksakan sesuatu dari mereka atau orang ketiga. Walaupun demikian, organisasi-organisasi seperti Amnesty International memperkirakan bahwa dua dari tiga negara tidak konsisten mematuhi perjanjian-perjanjian tersebut.
BAB IV. PENGERTIAN RENUNGAN
Renungan
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.
Dalam menjalani kehidupan ini kita
perlu melakukan perenungan, karena dalam merenung itu terkandung sebuah nilai
spiritual yang tiggi, namun perlu digaris bawahi bahwa perenungan itu tidak
sama dengan ‘memikirkan’ karena jika cuma memikirkan akan berkonotasi dengan
sebuah trick untuk mengurai sesuatu hal padahal dalam perenungan ada sesuatu
yang lebih dari pada sekedar menggunakan trick. Perenungan lebih cenderung
berarti intropeksi diri yang dalam jiwanya akan menimbulkan sebuah petualangan
spiritual yang kemudian berdampak pada kepekaan mata hatinya. Dalam menjelajahi
dan mengarungi samudra luas kehidupan ini tentu sangat diperlukan sebuah peran
dari mata hati karena dengannya akan selalu menghadirkan pemikiran-pemikira
yang amat posotive, pemikiran positive atau positive thinking ini sangat mutlak
dimiliki sebab jika jiwa seseorang sudah tidak memiliki positive thinking ini
pastilah akan menjadikan hidupnya hambar, bahkan bosan dan tidak menarik lagi
dan tentunya akan sangat berpengaruh dalam kondisi kejiwaannya. Dalam ajaran
berbagai agama pun ada semacam tekanan kepada umatnya supaya mereka mampu
merenungi diri, alam dan berbagai tanda kejadian di sekitar, sebab pada suatu
ketika manusia itu memerlukan sebuah flash back, reflektive ataupun proyektive
dalam keadaannya untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinnya,
lebih-lebih bahwa sebenarnya kita dihadapkan pada sebuah teka-teki yang teramat
besar, sebuah sandiwara dalam panggung yang megah bernama dunia dan hidup yang
tidak pernah pasti, disinilah titik kulminatif dari pada sebuah perenungan
teramat besar perannya. Pada akhirnya puncak dari pada perenungan itu adalah
memandang diri sendiri betapa kecilnya keberadaan di bandingkan dengan keluasan
dari sang maha kuasa.
BAB V. PENGERTIAN PHOBIA
Pengertian Phobia
Istilah “phobia” berasal dari kata
“phobi” yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional;
yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan penyakit psikis yang
biasanya dialami oleh seseorang yang punya trauma di masa lalu. Penyakit ini
juga tak mengenal umur. Secara definitif phobia adalah rasa ketakutan yang
sangat kuat terhadap sesuatu baik itu benda, situasi. Ketakutan tersebut
berwujud dan terletak pada wilayah ketidaksadaran.
Phobia merupakan suatu situasi dimana seseorang
bertindak irasional dan mempunyai
ketakutan yang besar akan sesuatu. Biasanya seseorang yang mempunyai phobia akan merasakan suatu
ketakutan pada saat tertentu. Phobia biasanya disebabkan oleh seseorang yang
mengalami trauma masa lalu. Rasa trauma tersebut membekas didalam kesadarannya.
Karena katakutan yang sangat, rasa truma ditekan samapai pada wilayah
ketidaksadaran.
Sampai dalam tahan ini, phobia yang
menentukan. Meski berada di wilayah ketidaksadaran, rasa trauma ini sangat
dominan mempengaruhi perilaku dan berfikir. Karena saking dominannya, kesadaran
seseorang tak akan mampu untuk mengontrol trauma. Jadilah, trauma tersebut
menjadi phobia yang menjangkiti teridap seumur hidunya.
Untuk beberapa kasus, phobia mudah untuk
diketahui. Karena sifat dan bentuknya mudah untuk dikenali. Misalnya, phobia
terhadap kucing, baru mendengar suara kucing, sudah menyebabkan katakutan luar
biasa. Jadi, phobia bisa diketahui saat teridap menjumpai pada obyek, situasi
yang ditakuti.
Secara umum, phobia terbagi menjadi 3 macam.
• Pertama,
ketakutan untuk ketika berada pada situasi dan berada ditengah-tengah
masyarakat. Rasa takut itu muncul saat berinteraksi dengan orang lain.
• Kedua,
phobia yang muncul ketika berada di suatu tempat tertentu. Baik berada di dalam
atau diluar ruangan.
• Yang
ketiga, phobia terhadap benda atau makhluk hidup. Phobia terhadap kucing
seperti di atas masuk jenis phobia yang ketiga ini.
Macam-macam Phobia :
1.Acerbophobia: Ketakutan pada asam.
2.Acousticophobia: Ketakutan pada suara.
3.Acrophobia / Hypsophobia: Ketakutan pada
tempat yang tinggi.
4.Aerophobia / Anemophobia: Ketakutan serta
panik apabila kulit mereka terkena aliran udara.
5.Agoraphobia / Kenophobia: Ketakutan pada
ruang yang kosong atau terbuka.
6.Agyophobia: Ketakutan akan jalan yang ramai
dan cenderung takut untuk menyeberang.
7.Allodoxaphobia: Takut pada pendapat.
8.Amatophobia: Ketakutan pada debu.
9.Amaxophobia: Ketakutan berkendaraan.
10.Amychophobia: Ketakutan apabila dirinya
disiksa atau mengalami luka / kecelakaan.
11.Androphobia: Androphobia dijumpai pada
wanita, yaitu ketakutan pada laki-laki.
12.Anemophobia: Takut pada pergerakan udara
atau angin.
13.Anthophobia: Ketakutan terhadap bunga.
14.Anthrophobia / Sociophobia: Ketakutan pada
masyarakat atau orang secara umum.
15.Antlophobia: Ketakutan pada sungai, banjir
atau air yang mengalir.
16.Apeirophobia: Ketakutan pada hal-hal yang
tak terbatas, misalnya: sumur, langit, laut, dll.
17.Apiphobia / Melissophobia: Ketakutan pada
binatang yang menyengat.
18.Arachnephobia: Ketakutan pada laba-laba.
19.Asthenophobia: Ketakutan menjadi lemah.
20.Astrophobia: Ketakutan pada langit dan
angkasa.
21.Ataxophobia: Takut pada kekacauan atau
ketidakrapian.
22.Atephobia: Takut tinggal di pegunungan
atau dirumah bertingkat karena dibayangi oleh ketakutan akan reruntuhan.
23.Auroraphobia: Ketakutan pada aurora atau
cahaya utara, yaitu suatu fenomena alam yang hanya tampak di daerah belahan
utara bumi.
24.Automanophobia: Takut pada suara perut,
makhluk animasi, patung lilin, segala sesuatu yang secara salah
merepresentasikan makhluk yang memiliki persepsi.
25.Autophobia: Ketakutan pada diri sendiri.
26.Bacilliophobia / Microphobia: Ketakutan
akan baksil atau kuman.
27.Ballistophobia: Ketakutan terhadap
proyektil, misalnya peluru kendali, roket, mortir atau meriam.
28.Basophobia / Stasiphobia: Ketakutan untuk
berdiri tegak atau ketakutan untuk berjalan.
29.Bathophobia: Ketakutan akan kedalaman atau
obyek yang lebih tinggi, misalnya gedung pencakar langit atau tebing yang
curam.
30.Belonephobia / Aichmophobia: Ketakutan
pada benda-benda yang tajam.
31.Bibliophobia: Ketakutan bila melihat buku.
32.Botophobia: Ketakutan pada ruang atau
kamar dibawah tanah.
33.Bromhidrophobia: Ketakutan bila dirinya
mengeluarkan bau badan atau takut kepada bau badan orang lain.
34.Brontophobia: Ketakutan akan suara
halilintar.
35.Bufonophobia: Takut pada katak.
36.Cancerphobia: Ketakutan akan akan penyakit
kanker.
37.Cheimaphobia / Psycrophobia: Ketakutan
bila kedinginan.
38.Chermatophobia: Ketakutan terhadap uang.
39.Chromatophobia: Ketakutan akan warna-warna
tertentu, misalnya ketakutan akan warna merah (erythrophobia). Phobia terhadap
warna hitam lebih sering dihubungkan dengan phobia terhadap kegelapan
(noctiphobia).
40.Chronophobia: Ketakutan pada suara jam
berdentang.
41.Cibophobia: Takut makan karena takut
menjadi sakit akibat kuman yang ada dalam makanan.
42.Claustrophobia: Ketakutan berada dalam
ruangan sempit.
43.Cleithrophobia: Ketakutan apabila terkunci
didalam suatu ruangan.
44.Clinicophobia: Ketakutan untuk ke dokter
atau berobat.
45.Cremnophobia: Ketakutan berada di tebing
yang curam.
46.Coitophobia: Ketakutan untuk melakukan
persetubuhan dengan lawan jenis.
47.Coprophobia / Mysophobia / Tocophobia:
Takut terhadap kotoran.
48.Crystallophobia / Hyalophobia: Ketakutan
terhadap benda-benda yang terbuat dari gelas.
49.Cynophobia: Ketakutan terhadap anjing.
50.Demonophobia / Ghostphobia: Ketakutan akan
setan-setan.
51.Diabetophobia: Takut terhadap penyakit
diabetes / kencing manis.
52.Domatophobia / Oikophobia: Ketakutan yang
terjadi bila berada didalam rumah.
53.Doraphobia: Ketakutan yang terjadi bila
menjamah bulu binatang.
54.Dromophobia: Ketakutan untuk mengembara.
55.Dysmorphophobia / Teratophobia: Takut pada
orang cacat.
56.Electrophobia: Ketakutan terhadap listrik.
57.Electrophobia: Ketakutan terhadap listrik.
58.Entomophobia / Melissophobia: Ketakutan
pada serangga.
59.Ereutophobia: Ketakutan akan rasa malu.
60.Ergophobia: Takut bekerja.
61.Erotophobia: Takut akan cinta sexual.
62.Eurotophobia: Takut pada alat kelamin
wanita.
63.Galeophobia / Ailurophobia / Gatophobia:
Takut akan kucing.
64.Gamaphobia: Takut akan perkawinan.
65.Genophobia: Takut sakit demam panas.
66.Gephyrophobia / Gephydrophobia /
Gephysrophobia: Takut menyeberang jembatan.
67.Gerontophobia: Ketakutan terhadap usia
tua.
68.Graphophobia: Ketakutan bila melihat
tulisan.
69.Gynaephobia: Perasaan takut kepada wanita.
70.Hadephobia: Takut akan neraka.
71.Hamartophobia: Takut akan dosa dan
kesalahan.
72.Hapephobia: Ketakutan terhadap sentuhan
fisik.
73.Hellenologophobia: Takut pada istilah atau
terminologi ilmiah rumit dari bahasa Yunani.
74.Hierophobia: Ketakutan akan barang-barang
suci.
75.Hematophobia: Ketakutan melihat darah.
76.Heliophobia: Ketakutan bila melihat atau
terkena sinar matahari.
77.Hodophobia: Takut bepergian.
78. Homichlophobia: Ketakutan pada kabut.
79.Homophobia: Ketakutan pada orang-orang
homo seks.
80.Hormephobia: Takut pada suatu kejutan.
81.Hydrophobia / Iyssophobia: Takut pada air.
82.Hygrophobia: Ketakutan pada tempat yang
lembab.
83.Hylophobia: Ketakutan terhadap hutan.
84.Hypengyophobia: Ketakutan terhadap
tanggung jawab.
85.Hypnophobia: Ketakutan untuk tidur.
86.Ichtyophobia: Ketakutan terhadap ikan.
87.Ideophobia: Ketakutan akan ide-ide.
88.Iophobia: Ketakutan bila melihat racun.
89.Kakorhaphiophobia: Takut akan kegagalan.
90.Kathisophobia: Takut duduk.
91.Kinesophobia: Takut melihat
gerakan-gerakan.
92.Kleptophobia / Harpaxophobia: Takut pada
pencuri atau perampok.
93.Linonophobia: Takut akan benang, tali atau
senar.
94.Lygophobia: Takut berada di tempat gelap.
95.Lyssophobia: Takut bila menjadi gila.
96.Mastigophobia: Takut pada hukuman.
97.Merinthophobia: Ketakutan bila diikat.
98.Metallophobia: Ketakutan terhadap
benda-benda logam.
99.Misophobia: Takut terkena kotoran atau
kuman.
100.Monophobia: Takut bila ditinggal seorang
diri.
101.Myctophobia: Takut akan apa-apa yang
gelap.
102.Mythophobia: Takut untuk tertipu.
103.Necrophobia: Takut terhadap orang mati
atau mayat.
104.Neophobia / Kainophobia: Takut pada
segala sesuatu yang baru.
105.Nyctophobia: Takut gelap atau malam.
106.Obesitophobia: Ketakutan untuk menjadi
gemuk.
107.Octophobia: Takut pada angka 8.
108.Odontophobia: Takut pada gigi binatang.
109.Ombrophobia: Takut pada hujan.
110.Onemophobia / Phronemophobia: Takut untuk
berpikir.
111.Onomatophobia: Takut mendengar suatu nama
tertentu.
112.Ophidiophobia: Takut akan ular atau
binatang melata.
113.Ophthalmophobia / Scopophobia: Takut
dilihat oleh orang lain.
114.Oneirophobia: Takut pada mimpi.
115.Ornithophobia: Takut pada burung.
116.Papyrophobia: Takut pada kertas.
117.Paraphobia: Takut pada penyimpangan
seksual.
118.Pathophobia / Nosophobia: Takut akan
penyakit.
119.Peccatiphobia: Takut berbuat dosa.
120.Pedagogiephobia: Takut pada suatu
pendidikan.
121.Pediculophobia: Takut pada binatang kutu.
122.Pedophobia: Takut berjumpa dengan
anak-anak.
123.Pengophobia: Takut pada siang hari.
124.Pharmacophobia / Hydrargyrophobia: Takut
terhadap berbagai macam obat-obatan.
125.Photophobia: Takut akan sinar atau
cahaya.
126.Phobophobia: Takut pada phobia.
127.Phonophobia: Takut pada bunyi atau suara
(termasuk suaranya sendiri).
128.Pnygophobia: Ketakutan akan bayangan
kematian tidak dapat bernapas atau tercekik.
129.Pyrexeophobia / Febriphobia: Takut pada
panas.
130.Pyrophobia: Takut terhadap api.
131.Rhabdophobia: Takut dipukul.
132.Rodentiophobia: Takut terhadap tikus.
133.Scatophobia: Takut pada kotoran atau
tinja.
134.Scelerophobia: Takut pada orang-orang
jahat / perampok.
135.Selaphobia: Takut pada kilat.
136.Siderodromophobia: Takut pada kereta api,
rel atau perjalanan dengan menggunakan kereta api.
137.Social Phobia: Takut dinilai secara
negatif dalam situasi-situasi sosial.
138.Sociophobia / Ochlophobia / Polyphobia:
Ketakutan akan sekumpulan orang.
139.Surgerophobia: Ketakutan untuk menjalani
suatu operasi.
140.Taphephobia: Ketakutan apabila dikubur
hidup-hidup.
141.Telephonophobia: Takut pada telepon.
142.Teratophobia: Ketakutan akan melahirkan
anak cacat atau anak yang menyerupai monster.
143.Thalassophobia: Ketakutan terhadap lautan.
144.Thanatophobia / Thantophobia: Takut pada
kematian.
145.Theophobia: Ketakutan terhadap Tuhan.
146.Tocophobia / Maieusiophobia: Takut bila
melihat kelahiran bayi.
147.Toxicophobia: Takut akan diracun.
148.Trichophobia: Ketakutan pada rambut atau
bulu.
149.Triskaidekaphobia: Ketakutan pada
bilangan 13.
150.Ufophobia: Ketakutan akan munculnya
makhluk angkasa luar.
151.Vaccinophobia: Takut di suntik.
152.Verminophobia: Takut pada kuman.
153.Vermiphobia / Helminthophobia: Takut pada
cacing.
154.Xenophobia: Ketakutan pada orang asing
atau orang dari negara asing.
155.Zoophobia: Takut pada binatang.
BAB VI. BAGAIMANA JIKA SESEORANG MENGALAMI PENDERITAAN.
Setiap manusia dalam menjalankan kehidupan pasti pernah merasakan yang
namanya penderitaan, entah penderitaan fisik atau pun batin atau keduanya. Penderitaan
fisik pada manusia terjadi adalah ketika tubuh merasakan sakit. Penderitaan ini
akan mudah hilang ketika sakit telah diobati. Penderitaan batin terjadi ketika
hati nurani manusia terluka, luka ini tidak dapat dilihat dengan mata namun
dapat dirsakan dengan hati. tidak seperti luka fisik yang mudah diobati, luka
batin sangatlah sulit diobati. Penderitaan adalah satu hal yang tidak dinginkan
oleh semua manusia. Oleh karena itu kita sebagai manusia yang hidup dengan rasa
cinta dan kasih sayang harus saling membantu untuk menyembuhkan luka
penderitaan saudara kita agar mereka tidak menderita lagi. Banyak hal yang
dapat kita lakukan untuk menolong saudara kita yang menderita. Untuk
penderitaan fisik dapat kita bantu dengan membantu memberikan obat dan
perawatan terhadap sesama yang mengalami penderitaan tersebut. Untuk penderitaan
batin dapat kita bantu dengan memotivasinya , menyemangatinya , menemaninya ,
dan membuatnya aman dan tentram sehingga dia dapat terlepas dari penderitaan.
Referensi
:
https://adeadangsuryana.wordpress.com/tag/definisi-keindahan/
http://sunariver.blogspot.com/2012/03/ibd-keindahan-intrinsik-dan-ekstrinsik_5430.html
http://achilles-tycoon.blogspot.com/2012/04/manusia-penderitaan-pengertian.html
https://tegelinang.wordpress.com/2013/05/24/226/
http://yukaass.blogspot.com/2012/10/pengertian-phobia-istilah-phobia.html
Komentar
Posting Komentar