MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
DISUSUN OLEH :
· ALAN
DARMA S
· ALVIAN PUTRA
S
· ARIF
IRAWAN
· FAISAL
HIDAYAT
· FIKRI
PRAWOTO
· M. OKTA
PRATIKNO
· PARIS
BIONDI S
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang masih sangat sederhana dan jauh dari
kesempurnaan
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun referensi bagi pembaca juga dapat membantu menambah pengetahuan wawasan dan pengalaman bagi para pembaca.
Kami sadari makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan karena kurangnya pengalaman yang kami miliki. Oleh kerena itu kami
harapkan kepada pembaca untuk memberikan
kritik maupun masukan-masukan yang bersifat membangun agar kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik
lagi dalam membuat suatu makalah.
Bekasi, 20 Maret 2015
BAB
I. PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR
Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan kebudayaan.
Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai
pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris
“The Humanities’. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa
Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus (fefined).
Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang ‘akan bisa mcnjadi lebih
manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Secara demikian bisa dikatakan
bahwa The Humanities berkaitan dengan masalah nilai-nilai, yaitu nilai-nilai
manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi
humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak
meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. Untuk
mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya lebih
dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar
mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar
yaitu :
1. Ilmu-ilmu
Alamiah ( natural scince )
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal
ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku
mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan
suatu kualitas.
2. Ilmu-ilmu
sosial ( social scince )
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk
mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu
alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100% benar, hanya mendekati kebenaran.
Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia ini tidak dapat
berubah dari saat ke saat.
3. Pengetahuan
budaya ( The humanities )
Pengetahuan
Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian
cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi
lagi ke dalam berbagai bidang kahlian lain, seperti seni sastra, seni tari,
seni musik, seni rupa dan lain-lain. Sedang Ilmu Budaya Dasar (Basic
Humanities) sebagaimana dikemukakan di atas, adalah usaha yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep – konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah
manusia dan kebudayaan. Masalah-masalah ini dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya
(The Humanities), baik secara gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan
budaya ataupun dengan menggunakan masing-masing keahlian di dalam pengetahuan
budaya (The Humanities). Dengan poerkataan lain, Ilmu Budaya Dasar menggunakan
pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya
untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan
kepekaan dalam
mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan.
BAB
II. PERLUNYA MEMPELAJARI ILMU BUDAYA DASAR BAGI MAHASISWA
Dalam perkembangan zaman yang semakin cepat dan rumit
ini, mahasiswa telah mengalami pergeseran nilai-nilai dan norma yang mungkin
sekali dapat membuatnya masabodoh atau putus asa, suatu sikap yang tidak selayaknya
dimiliki oleh seorang terpelajar. Bagaimanapun juga mahasiswa adalah
orang-orang muda yang sedang mempelajari cara memberikan tanggapan dan
penilaian terhadap apa saja yang terjadi atas dirinya sendiri dan masyarakat
sekitarnya.
Sudah barang tentu ia perlu dibimbing untuk menemukan
cara terbaik yang sesuai dengan dirinya sendiri tanpa harus mengorbankan
masyarakat dan alam sekitarnya. Sehingga perlu bagi mahasiswa untuk mempelajari
ilmu budaya dasar yang akan membantu mereka untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut. Dengan Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar yang tidak lain
merupakan usaha untuk dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) adalah
usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia
dan kebudayaan. Dengan perkataan lain IBD menggunakan pengertian-pengertian
yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan
wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan.
Mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik
ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan
budaya (the humanities) akan tetapi Ilmu Budaya Dasar (IBD) semata-mata
sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara
memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai
budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang
menyangkut dirinya sendiri, Sehingga Mahasiswa dapat menjadi Manusia yang
berbudaya.
Mahasiswa sebagai manusia yang
berbudaya tidak lain adalah mahasiswa yang senantiasa mendayagunakan akal
budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu
hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu
berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak
menyandang gelar manusia berbudaya.
Manusia mempunyai tingkatan yang lebih
tinggi dari makhluk lainnya, manusia juga mempunyai akal yang dapat
memperhitungkan tindakannya melalui proses belajar yang terus-menerus. Oleh karena itu manusia harus bersosialisasi dengan
lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang
berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia dapat membedakan
antara yang hak dengan yang bukan hak, antara kewajiban dan yang bukan
kewajiban. Sehingga norma-norma dalam lingkungan berjalan dengan harmonis dan
seimbang. Agar hasil dari pendidikan yang telah didapat, yakni kebudayaan dapat
diimplementasikan dan dijalankan didalam masyarakat.
BAB III. TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain
merupakan usaha yang diharapkan
dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah
ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian
yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD
semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa
dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap
nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun
yang menyangkut dirinya sendiri.
Untuk bisa
menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :
1.
Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap
lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
2.
Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta
mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut
kedua hal tersebut.
3.
Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon
pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak
jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat.
4.
Menguasahakan wahana komunikasi para
akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki
satu bekal pengetahuan akademis yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih
lancer dalam berkomunikasi.
Ruang Lingkup Ilmu
Budaya Dasar :
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yagn telah
ditetapkan, dua masalah pokok
bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
ruang lingkup
kajian mata kuliah IBD. Kedua masalah pokok itu adalah :
a) Berbagai
aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan
budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the
humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam
pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin
dalam pengetahuan budaya.
b) Hakekat
manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya
dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat. Menilik kedua pokok masalah
yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa manusia
menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai obyek
pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama dirinya
sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta
menjadi tema sentral dalam IBD.
BAB IV. PERBEDAAN ANTAR PENGETAHUAN BUDAYA DAN ILMU
BUDAYA DASAR
Pengetahuan
budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari
arti
kenyataan - kenyataan
yang bersifat
manusiawi. Untuk mengkaji
hal ini
digunakan
metode pengungkapan
peristiwa - peristiwa
dan kenyataan - kenyataan
yang
bersifat unik, kemudian diberi arti.
Sedangkan
ilmu
budaya dasar (Basic
Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep
-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Pengetahuan budaya mengkaji
masalah nilai - nilai manusia
sebagai mahluk berbudaya (homohumanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan
ilmu tentang budaya, melainkan
mengenai
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep – konsep yang
dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia
dan budaya.
Pengertian
Ilmu Budaya Dasar (IBD) IBD adalah pengetahuan
yang diharapkandapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah
- masalah manusia
dan kebudayaan. Istilah
IBD dikembangkan petama kali di
Indonesia sebagai pengganti istilah
basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”.
Adapun istilah humanities
itu sendiri berasal
dari bahasa latin humnus yang artinya manusia,
berbudaya dan halus.
Dengan mempelajari
tentang humanities diharapkan seseorang
akan bisa
Menjadi lebih
manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Dengan demikian
bisa dikatakan
bahwa the humanities berkaitan dengan nilai - nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia
menjadi humanus
mereka harus mempelajari
ilmu , Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup
pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Sedangkan Budaya atau kebudayaan berasal dari
bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai
hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup
yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan
dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis.
BAB VA. KONSEP BUDAYA DALAM SENI
RUPA
Keutuhan manusia sebagai pribadi
dapat dimungkinkan melalui pemahaman, penghayatan dan meresapkan nilai-nilai
yang terkandung dalam suatu karya seni rupa sebagai salah satu bagian dari
kebudayaan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi pikiran,
perasaan dan kemauan secara naluriah memerlukan pranata budaya untuk menyatakan
rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif
dalam kegiatan apresiatif. Seni rupa sebagai karya yang kasat mata, perwujudannya
itu merupakan wadah pembabaran idea yang bersifat bathiniah Dalam mengadakan
pendekatan terhadap seni rupa seluruh pancaindra kita, khususnya penglihatan,
perabaan dan perimbangan kita terlibat dengan asyiknya terhadap bentuk seni
rupa itu yang terdiri dari aneka warna, garis, bidang, tekstur dan sebagainya
yang bersifat lahiriah itu untuk seterusnya menguak alam kesadaran jiwa kita
untuk lebih jauh menghayati isi yang terbabar dalam karya seni rupa itu serta
idea yang melatar belakangi kehadirannya.
Maka dalam mengadakan pendekatan
terhadap karya seni rupa kita tidak cukup hanya bersimpati terhadap karya seni
rupa itu, tetapi lebih dari itu yaitu secara empati (empathy). Empati berasal
dari kata Yunani yang berarti Terasa di dalam, sedangkan simpati yang juga
berasal dari kata Yunani berarti merasa dengan. Jadi dalam menghayati suatu
karya seni secara empati berarti kita menempatkan diri kita ke dalam karya seni
itu. Dengan kesediaan kita mempelajari suatu karya seni secara empati, yaitu
mencoba memahami apa yang sebenarnya terbabar dalam karya seni itu, baik
terhadap karya seni yang berasal dari jaman lampau maupun dari masa kini dari
daerah yang sama atau berjauhan,berarti kita telah terbuka untuk memahaminya. Memang,
pada dasarnya manusia bersifat sukar memahami manusia lainnya, termasuk
bersifat sukar menerima karya seni bentuk-bentuk asing. Pemahaman terhadap
karya seni bentuk-bentuk asing seperti karya seni rupa prmitif atau karya seni
rupa kuno, bahkan juga terhadap karya seni rupa modern tidaklah mudah, Satu
syarat yang masih dituntut oleh seni modern yang bahkan merupakan ciri khasnya,
ialah kreativitas. Dari sebuah perkataan ini tercantumlah beberapa sifat yang
merupakan gejala-gejalanya. Oleh karena itu untuk menghindarkan istilah modern
yang bermuka banyak itu tadi, ada yang menamai seni modern itu dengan “seni
kreatif”.
BEBERAPA
GAYA, CORAK, ATAU ISME SENI RUPA.
Di awal telah di singgung, bahwa kelahiran
karya-karya seni rupa yang berbeda-beda pada tiap-tiap jaman dikarenakan
masing-masing jaman itu mcmiliki aliran-aliran pikiran yang berbeda-beda.
Masing-masing jaman melahirkan karya-karya seni rupa dengan ciri-cirinya
masing-masing. Ada kalanya pada satu jaman lahir aliran-aliran pikiran yang
berbeda-beda, sehingga melahirkan pula corak karya seni rupa yang berbeda. Jadi
yang dimaksud dengan gaya dalam seni rupa adalah corak atau isme yang
dikarenakan aliran-aliran pikiran yang mendorong atau melatarbelakangi
kelahiran karya scni rupa itu. Karena adanya perbedaan-perbedaan konsepsi
pikiran dari masing-masing jaman, maka masing-masing jaman melahirkan kesenian
yang mempunyai ciri-ciri yang khusus. Adanya bermacam gaya, corak atau isme.itu
mempunyai pesona-pesona sendiri yang khusus dan khas. Di samping itu, tiap-tiap
aliran corak, gaya atau isme itu mempunyai tujuan tertentu atau fungsi
sendiri-sendiri. Atau tiap-tiap aliran itu mempunyai cita-cita seni sendiri,
sesuai dengan pikiran jamannya. Karena cila-cita seni itu berbeda-beda, yang
satu ke arah kemanusiaan, yang satunya kc arah ke Tuhanan dan sebagainya, maka
karya-karya seni itu memperlihatkan wujud yang berbeda-beda. Namun demikian
kesenian mempunyai aspek-aspek persamaan.
Kesenian Primitif
Kesenian primitif kesederhanaannya
menimbulkan kesan yang mengagumkan. Kesenian primitif tidak di buat atas dasar
sadar artistik tetapi dibuat atas dasar sadar magis. Benda yang dibuat tidak
ditujukan sama sekali untuk benda seni yang menarik (artistik), tapi sebagai
benda sakti. Contoh : patung-patung suku Asmat dari Irian sungguh menarik
pesona seni orang-orang modern, meskipun karya-karya itu tidak memiliki
keindahan menurut pesona seni klasik.
Kita sering keliru menilai suatu
karya seni dan menilai tidak dari karya seni itu sendiri pada jamannya,
melainkan dengan kriteria dari luar jaman karya seni itu. Biasanya kita
menggunakan ukuran masa kini atau masa klasik untuk menilai karya seni
primitif. Gaya klasik semula dimaksudkan ialah kesenian Yunani kuno.
Di Indonesia kesenian dan
kesusastraan Hindhu dianggap klasik. Kadang-kadang kesusastraan melayu juga di
scbut klasik. Ciri-ciri seni klasik adalah tenang, harmonis, symetris atau
seimbang. Contoh: wayang kulit, patung dari jaman Hindhu dan sebagainya.
Di Barat romantik berkembang pada
bagian akhir abad ke 18 atau pada permulaan abad ke 19, bersamaan dengan aliran
neo-klasik.
Neo-klasik adalah aliran yang
berorientasi pada kebenaran dan keindahan Racoco yang berkembang di Perancis
pada pertcngahan abad ke 18 (*).
Contoh karya neo-klasik adalah
karya-karya Jaques Louis David yang menunjukkan adanya kemahiran dalam anatomi
dan kctclitian dalam membuat lipatan-lipatan kain serta penyusunan figur-figur
secara scimbang.
Perbedaannya dengan corak Barok
nampak jelas. Gaya Barok titik berat di segala jurusan, tidak ada keseimbangan
synetris. Warna dan sinar kontras dan serba bergerak. Ukuran tafril serba
besar. Sedangkan seni klasik, titik berat pada tengah-tengah lukisan, seimbang
dan symetris. Karya korevoor dan Hesseling adalah salah satu contoh gaya Barok
yang memperlihatkan bermacam-macam efek yang bergerak dengan kontras yang kuat
sekali.
Sesudah gaya romantik,
berturut-turut timbul realisme, impresionisme dan ekspresionesme. Realisme
dibedakan dengan naturalisme. Realisme tidak seperti halnya romantik yang
hanyut pada emosi individual, melainkan tingkah laku di dunia pada umumnya.
Jadi terletak pada arah kebenaran umum dalam hal ini kehidupan sosial. Di Barat
karya Daumier adalah contoh yang baik unluk gaya realisme. Dan di Indonesia
kita dapat menunjuk karya-karya Henk Ngantung yang menggambarkan kchidupan para
petani buruh dan nelayan dari tingkat kelompok sosial bawah.
BAB VB. Konsep Ilmu Budaya Dasar
Dalam Kesusastraan
A.
Pengertian Kesusantraan
Secara morfologis kata kesusastraan, yang lebih sering hanya
disebut sastra, dapat diuraikan atas konfiks ke-an yang berarti ,semua yang
berkaitan dengan prefiksu ‘baik, indah, berguna’ dan bentuk dasar sastra yang berarti ‘kata, tulisan,
ilmu’. Jadi, menurut uraian di atas kesusastraan adalah semua yang berkaitan dengan tulisan yang indah. Sedang
menurut arti istilah, kesusastraan atau sastra ialah cabang seni yang menggunakan
bahasa sebagai medium.
Jadi dapat disimpulkan Sastra berasal dari kata castra berarti
tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam
tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan,
kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya.
Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks
kebudayaan, adalah ekspresi
gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai
hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan
gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.
B.
Pengertian Imu Budaya
Ilmu Budaya dasar mengajarkan pembelajaran mengenai
konsep-konsep kehidupan dan budaya manusia , sedangkan kesusastraan adalah
penguraian atas konflik yang digunakan untuk mencapai suatu hasil yang
dikatakan bahwa keindahan atau nilai estetis suatu cipta sastra timbul karena
adanya keserasian, kesepadanan, atau keharmonisan antara isi.jadi intinya
kesusastraan membuat pencerahan atas konflik mengenai konsep konsep kehidupan
dan budaya manusia dengan membawa nilai estetis yang baik dan menimbulkan
keserasian bersama.Namun Ilmu Budaya Dasar (yang dahulu
di sebut sebagai Basic Humanities) berasal dari bahasa latin yang di sebut
dengan “humanus”, yang memiliki arti manusiawi, berbudaya, dan halus. Pada
umumnya, humanities mencakup filsafat, teologi, seni, dan cabang-cabangnya
(sejarah, sastra, dll), maka dari itu humanities menjadi ilmu kemanusiaan dan
kebudayaan.
C. HUBUNGAN SASTRA DAN SENI DENGAN ILMU BUDAYA DASAR
Hubungan sastra, seni dengan ilmu budaya dasar untuk mengetahui
pengetahuan budaya ( the humanities ) sastra disni digunakan sebagai alat untuk
membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu untuk menjadi lebih
humanus demikian, musik, seni rupa, dan sebagainnya
BAB VI. MANUSIA DAN CINTA
KASIH
A.
Cinta Kasih
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta, cinta adalah rasa
sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih
atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau
cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan kata lain cinta dan kasih
memiliki hampir kesamaan arti tetapi kata kasih memperkuat arti dari cinta.
Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih,
cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih
merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai. Cinta
samasekali bukan nafsu. Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai
berikut:
·
Cinta bersifat manusiawi
·
Cinta bersifat rokhaniah
sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
·
Cinta menunjukkan perilaku
memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.
Ada
3 unsur tentang cinta, yaitu:
1
. Keintiman : kedekatan hub
2. Gairah : secara sexual, cantik,ganteng,dll
3. Komitmen : pernyataan bahwa kau pacarku
2. Gairah : secara sexual, cantik,ganteng,dll
3. Komitmen : pernyataan bahwa kau pacarku
kemungkinan:
a) keintiman+komitmen =Cinta Hampa = ada pernyataan pacaran , ada kedekatan tp nga ada nafsu (ketertarikan lawan jenis)
b) komitmen+Nafsu=:Cinta Romantis ada pernyataan dan ada ketertarikan terhadap lawan jenis (merasa pasanganya cantik,guanteng,dll)
c) Nafsu+keintiman=Cinta Semberonoo: ada ketertarikan,ada kedekatan hubungan tapi tidak ada status pacaran.
a) keintiman+komitmen =Cinta Hampa = ada pernyataan pacaran , ada kedekatan tp nga ada nafsu (ketertarikan lawan jenis)
b) komitmen+Nafsu=:Cinta Romantis ada pernyataan dan ada ketertarikan terhadap lawan jenis (merasa pasanganya cantik,guanteng,dll)
c) Nafsu+keintiman=Cinta Semberonoo: ada ketertarikan,ada kedekatan hubungan tapi tidak ada status pacaran.
ADA
TIGA TINGKAT CINTA.
1.
Pertama,
cinta atas dasar harapan mendapat sesuatu. Yaitu ketika seorang yang mencintai
kekasihnya karena menginginkan sesuatu dari kekasihnya itu. Dan sesuatu yang
diinginkannya itu biasanya berujud materi.
2.
Kedua,
cinta atas dasar mengharap ridho kekasih. Cinta seperti ini lebih tinggi
tingkatannya dari yang pertama. Yaitu mencintai kekasih karena semata mengharap
ridhonya. Orang yang memiliki cinta tingkat kedua ini akan melakukan apapun
secara sukarela dengan tujuan agar kekasih mendapatkan kebahagiaan. Agar
kekasih memperoleh kesenangan. Agar kekasih terhindar dari marabahaya, dll.
Terkadang ada dia berani mengambil resiko besar dalam melakukan hal-hal
tersebut. Terkadang dia bersedia melakukan sesuatu yang konyol dan memalukan.
Terkadang dia mau melakukan sesuatu yang tidak masuk akal.
3.
Ketiga,
cinta atas dasar mengharap Ridho Allah sekaligus ridho kekasih. Inilah cinta
sejati. Inilah cinta tertinggi. Pada cinta jenis kedua (mengharap ridho
kekasih), adakalanya orang tersebut melakukan sesuatu dengan tulus namun apa
yang dilakukannya itu tidak diridhoi oleh Allah, Sang Pencipta Cinta. Artinya
apa yang dilakukannya itu menyimpang dari aturan-aturan agama. Jika demikian
adanya, maka dia dan kekasihnya tidak akan merasakan kebahagiaan sejati. Yang
dirasakannya hanyalah kesenangan jangka pendek dan bersifat semu.
Dalam kehidupan manusia, cinta
menampakan diri dalam berbagai bentuk. Kadang – kadang seseorang mencintai dirinya sendiri.
Kadang –
kadang mencintai orang lain. Atau juga mencintai anak dan istrinya, hartanya,
Allah dan rasulnya. Ada berbagai bentuk cinta yaitu :
1. Cinta Persaudaraan,
diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudraan tidak
mengenal adanya batas –
batas manusia berdasarkan SARA.
2. Cinta Keibuan, kasih sayang yang bersumber
pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
3.
Cinta
Erotis, kasih sayang yang bersumber dai cinta erotis (birahi)
merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga memperdayakan cinta yang
sesunguhnya. Namun, bila orang yang melakukan hubungan erotis tanpa disadari
rasa cinta, di dalamnya sama sekali tidak mungkin timbul rasa kasih sayang.
4. Cinta Diri Sendiri,
yaitu bersumber dai diri sendiri. CInta diri sendiri bernilai positif jika
mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani
dan rohani.
5.
Cinta
Terhadap Allah
KASIH SAYANG
Kata
kasih dan sayang itu mengandung pengertian yang sangat luas. Dan yang pasti
setiap insan manusia perlu tahu dan mengerti apa makna
kasih sayang yang
sebenarnya, sekaligus memilikinya di dalam sanubari. Seseorang akan terlanda
kekeringan jiwa jika hidup tanpa memiliki kasih maupun sayang. Apapun yang terjadi,
pasti dia akan selalu ingin cintai sekaligus mencintai orang lain. Dari pertama
kali lahir di dunia sampai ajal menjemput.
Yang
dimaksud dengan kasih dan sayang di sini bukan sekadar hubungan cinta atau
asmara antara seorang laiki-laki dan perempuan saja. Namun lebih bersifat
universal. Sehingga hal ini bisa terjadi terhadap sahabat, saudara, keluarga
dan lain-lain. Dan yang perlu ditekankan adalah, bahwa kasih dan sayang yang
tulus itu selalu punya sifat yang ikhlas dan lebih banyak memberi daripada
menerima. Kepentingan diri sendiri sering dinomor duakan demi memberi
kebahagiaan pada orang yang dikasih dan disayanginya.
KEMESRAAN
Kemesraan
berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti
hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber
dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama
dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan
kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
·
Kemesraan
dalam Tingkat Remaja, terjadi
dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki
kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
·
Kemesraan
dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam
perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat
terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
·
Kemesraan
Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada
usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.
A. Belas
kasih
Belas
kasih (composian) adalah kebajikan -satu di mana kapasitas emosional empati dan
simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu
sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar
ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian .
Ada aspek belas kasih yang menganggap dimensi kuantitatif, seperti individu
belas kasih yang sering diberi milik kedalaman,kekuatan atau gairah .
Lebih
kuat dari empati , merasakan umumnya menimbulkan aktif keinginan untuk
meringankan penderitaan orang lain. Hal ini sering, meskipun tidak pasti,
komponen kunci dalam apa yang memanifestasikan dalam konteks sosial .Dalam
etika istilah, berbagai ungkapan bawah usia yang disebut Golden Rule mewujudkan
oleh implikasi prinsip kasih sayang: untuk orang lain apa yang Anda ingin
mereka lakukan untuk
Anda .
B. Studi Kasus
Cinta
merupakan suatu hal yang sulit untuk dijelaskan. Setiap orang pasti memilki
pengertian atau presepsi yang berbeda soal cinta. Cinta itu ibarat air hujan
yang semua orang tidak dapat memprediksi datangnya dan juga akan turun ke semua
orang. Cinta tidak hanya cinta kepada lawan jenis tetapi juga cinta kepada
hewan, tumbuhan, uang, dan masih banyak lagi.
Dizaman
yang sudah era globalisasi ini, cinta merupakan hal yang biasa. Bahkan anak
yang masih ingusan pun mengerti tentang cinta walaupun mereka tak tahu makna
sebenarnya tentang cinta. Pacaran
pun terkadang
orang membuktikan dengan cinta. “Kalau
Cinta sudah melekat tai kucing rasa coklat”, maksudnya adalah jika seseorang sudah
terjangkit dengan yang namanya virus cinta pasti di dapat melakukan segala hal
untuk cintanya itu. Tetapi apakah makna sejati tentang cinta Tidak ada Cinta
sejati didunia hanya cinta Tuhan kepada umatnya dan cinta orangtua kepada
anaknya. Tanpa cinta hidup kita tak akan menjadi indah.
Seringkali
orang salah mengartikan Cinta, banyak pula anak – anak yang tidak merasakan cinta dan kasih
sayang.
BAB VII. KEBUDAYAAN
DI INDONESIA MENURUT PANDANGAN KAMI SEBAGAI MAHASISWA.
Menurut Alvian
Putra Siswantara
Budaya Indonesia saat ini cukup
memprihatinkan karena budaya-budaya asli Indonesia yang telah melekat dalam
diri bangsa Indonesia kini telah memudar karena masuknya budaya barat
(Westernisasi). Indonesia yang terkenal akan budayanya yang beragam kini hanya
menjadi sebuah negeri yang penuh dengan budaya barat yang menghancurkan
budaya-budaya negeri tercinta ini. Teknologi yang semakin canggih membuat budaya
Indonesia semakin hilang karena warga Negara Indonesia sebagian besar telah
menggunakan teknologi untuk sehari-hari sehingga melupakan budaya kita sendiri,
bahkan beberapa orang jika ditanya mengenai budaya kita sendiri merasa bingung
untuk menjawabnya karena tidak tau apa budaya sendiri Oleh sebab itu, kita
perlu melestarikan budaya kita sendiri agar tidak diclaim oleh Negara lain dan
juga tidak dilupakan oleh bangsa sendiri. Indonesia ini kaya akan budayanya dan
tidak akan pernah hilang jika warga negaranya tidak melupakan begitu saja
budaya sendiri.
Menurut Alan Darma Saputra
Menurut saya
perkembangan budaya di indonesia ini semakin lama semakin maju dan semakin
baik, soalnya budaya sampai sekarang ini masih di lestarikan bahkan sampai
sekarang ini budaya di pakai pada jaman modern. ditambah lagi sekarang
teknologi semakin canggih tapi budaya di indonesia tetap kentel di pakai
sekarang ini. Negara indonesia adalah
negara yg kaya akan kebudayaan dari mulai tarian , musik, adat, bahasa,
laut, pulau dan lain sebagainya. Kita seharusnya bangga, dengan ini kita bisa
menarik peminat touris asing yang pergi ke indonesia Indonesia adalah negara yang kaya akan
kebudayaan yang tidak bisa diragukan lagi dari mulai dari pulau,bahsa
,adat,tarian musik dan lain sebagainya. Indonesia memiliki sekitar 17.000
pulau. Bangsa kita juga memiliki kurang lebih 742 bahasa daerah, 33 pakaian
adat dan ratusan tarian adat,. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu
yang harus kita syukuri dan lestarikan. Dengan keanekaragaman kebudayaannya,
Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan negara lainnya.
Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Namun pada
saat ini kebudayaan nasional Indonesia semakin hilang dan ditinggalkan. Bahkan
mayoritas masyarakat Indonesia pun kurang mencintai kebudayaannya sendiri dan
lebih menyukai budaya negara lain seperti dulu gotong royong antar tetangga,
saling sapa adalah tradisi masyarakat
kita di Indonesia, tapi sekarang hal ini sudah mulai banyak ditinggalkan
misalnya lg yang Contohnya saja para remaja yang lebih gemar menonton drama Korea, mengikuti trend baju
,tarian dibanding baju, tarian-tarian
yang ada di Indonesia.
Menurut Arif Irawan
Budaya Indonesia sangatlah banyak dan
beragam , tetapi dewasa ini budaya Indonesia sudah mulai dilupakan. Padahal
kekayaan kebudayaan kita tersebut memiliki daya tarik bagi wisatawan manca
negara . Bahkan ada yang sampai mengklaim budaya kita yaitu Malaysia. Sudah
berkali-kali Malaysia mengklaim kebudayaan yang ada di negara kita, seperti
Reog Ponorogo ,beberapa motif batik, alat musik tradisional “Angklung”, lagu daerah “Rasa Sayange”, dan juga yang baru-baru ini yang hampir
kecolongan adalah tarian daerah Bali yaitu “Tari Pendet”. Dan yang paling
menyedihkan, bukan hanya diklaim saja tapi sudah ada yang dipatenkan. Oleh
karna itu mari kita jaga budaya kita agar tidak diclaim oleh bangsa asing lagi
karena budaya kita adalah jati diri kita bangsa Indonseia.
Menurut Faisal Hidayat
Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat
beraneka ragam. Seperti yang sudah kita ketahui negara Indonesia memiliki
bermacam – macam suku , ras , agama, dan bahasa, sehingga kebudayaanya pun juga
beraneka macam. Ada tarian, nyanyian , upacara , rumah , bahkan senjata adat
yang bermacam macam menjadi satu kesatuan, sehingga Indonesia memiliki satu
semboyan yang bunyinya “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti berbeda beda tetapi
tetap satu jua. Budaya Indonesia adalah Jati diri atau Identitas dari bangsa
Indonesia. Inti dari semangat kebudayaan Indonesia adalah bersatu dan saling
menghargai antar sesama manusia , tidak memandang ras , suku dan agama., Sudah
seharus nya kita jaga dan lestarikan agar kita tidak tercerai berai dan tetap
menjadi Negara dengan semangat budaya persatuan yang damai , adil dan
sejahtera.
Menurut Fikri Prawoto
Menurut
saya perkembangan budaya indonesia dapat kita manfaatkan sebagai ajang
pemersatuan bangsa dan kita harus mampu mempertahankan budaya dan kerukunan dan
mempersatukan bangsa, jangan sampai nilai-nilai budaya di indonesia semakin
lama semakin menghilang kita sebagai generasi penerus harus bisa mempertahankan
budaya yang ada saat ini.
Menurut
Paris Biondi S
Menurut
saya budaya di Indonesia merupakan budaya yang unik, kenapa disebut budaya yang
unik, karna indonesia memiliki budaya yang bervariasi, dan hanya di Indonesia
kita bisa menjumpai berbagai budaya,tidak hanya orang Indonesia yang menyukai kebudayaan yang ada
di indonesia tersebut,para turis juga yang melancong ke Indonesianya sangat
menyukai budaya Indonesia.
Menurut M. Okta
Menurut saya, kita bangsa yang kaya baik kaya akan
sumber daya alam, hingga kaya akan budaya dan bahasa. Budaya yang ada di
Indonesia sangat beragam karena kita adalah negara kesatuan dari berbagai
etnik. Mulai dari suku etnik jawa, sunda, melayu dan masih banyak lagi. Hal
yang terjadi dewasa ini, generasi muda bangsa kita kurang memahami bahkan tidak
mengetahui sama sekali apa yang ada di Indonesia budayanya, yang lebih parah
lagi daerah sekitarnya pun tidak tahu budaya aslinya. Sangat ironis generasi
muda saat ini. Untuk menanggapi permasalahan yang ada ini, generasi muda bisa
memanfaatkan jejaring sosial yang ada. Melalui Path, Facebook, dan Twitter
dalam sekejap kita bisa berbagi dengan sekitar dalam lingkup yang lebih luas.
Dengan begitu kita dapat mengabadikan dan menonton acara pementasan budaya di
daerah kita. Tanpa perlu bersusah payah ke daerah asalnya, mudah, hemat, dan
tidak sulit untuk gaya hidup yang semua serba cepat.
Komentar
Posting Komentar