Nilai Ekivalensi
Nilai Ekivalensi
Nilai
ekivalensi adalah nilai uang yang berbeda pada waktu yang berbeda akan tetapi
secara finansial mempunyai nilai yang sama. Kesamaan nilai finansial tersebut
dapat ditunjukkan jika nilai uang dikonversikan (dihitung) pada satu waktu yang
sama.
Berikut adalah
Istilah-istilah yang digunakan dalam analisa ekivalensi :
Pv = Present Value (Nilai Sekarang)
adalah jumlah uang/modal pada saat sekarang
Fv =
Future Value (Nilai yang akan datang) adalah jumlah uang/modal pada
masa mendatang
An = Anuity adalah jumlah uang/modal pada
masa mendatang
I = Bunga (i = interest / suku
bunga) adalah tingkat suku bunga per periode
n = Jumlah periode bunga Tahun ke-
P0 = pokok/jumlah uang yg
dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu
SI = Simple interest dalam rupiah
1) Present
Worth Analysis
Nilai sejumlah uang pada saat sekarang yang merupakan
ekivalensi dari sejumlah Cash Flow (aliran kas) tertentu pada periode tertentu
dengan tingkat suku bunga (i) tertentu.
Kegunaan
Untuk
mengetahui analisis sejumlah uang pada waktu sekarang
Berapa modal P yang harus diinvestasikan pada saat
sekarang (t=0), dengan tingkat suku bunga (i) %, per tahun, sehingga pada akhir
n periode didapat uang sebesar F rupiah.
Rumus:
P = F
1/(1+i)N atau P = F
(P/F, i, n)
Contoh:
Seseorang memperhitungkan bahwa 15 tahun yang akan datang
anaknya yang sulung akan masuk perguruan tinggi, untuk itu diperkirakan
membutuhkan biaya sebesar Rp 35.000.000,00. Bila tingkat bunga adalah 5 %, maka
berapa ia harus menabungkan uangnya sekarang?
Jawab:
F = 35.000.000,00 ; i = 5 % ; n = 15
P =
(35.000.000) (P/F, 5, 15)
=
(35.000.000) (0,4810)
=
Rp 16.835.000,00
2) Future
Worth Analysis
Nilai sejumlah uang pada masa yang akan datang, yang
merupakan konversi dari sejumlah aliran kas dengan tingkat suku bunga tertentu.
Kegunaan
Untuk
mengetahui analisis sejumlah uang pada waktu yang akan datang
Bila
modal sebesar P rupiah diinvestasikan sekarang (t = 0), dengan tingkat bunga i
%, dibayar per periode selama n periode, berapa jumlah uang yang akan diperoleh
pada periode terakhir?
Rumus:
F = P
(1+i)N atau F = P
(F/P, i, n)
Contoh:
Seorang
pemuda mempunyai uang sebesar Rp 20.000.000, di investasikan dibank 6 % dibayar
per periode selama 5 tahun. Berapakah jumlah uang yang akan diperoleh setiap
tahunnya ?
Jawab:
P = Rp
20.000.000,00; i = 6 % ; n = 5
F = P
(1+i)N
=
Rp 20.000.000 (1 + 0,06)5
Atau
F = P
(F/P, i, n)
=
(Rp 20.000.000) X (1,338)
=
Rp 26.760.000,00
3) Annual
Worth Analysis
Sejumlah serial Cash Flow (aliran kas) yang nilainya
seragam setiap periodenya. Nilai tahunan diperoleh dengan mengkonversikan
seluruh aliran kas kedalam suatu nilai tahunan (anuitas) yang seragam.
Kegunaan
Untuk
mengetahui analisis sejumlah uang yang nilainya seragam setiap periodenya
(nilai tahunan)
Agar
periode n dapat diperoleh, uang sejumlah F rupiah, maka berapa A yang harus
dibayarkan pada akhir setiap periode dengan tingkat bunga i % ?
Rumus:
A = i
/ (1 + i )N – 1 atau A = F
( A/F, i, n)
Contoh:
Tuan
sastro ingin mengumpulkan uang untuk membeli rumah setelah dia pensiun. Diperkirakan
10 tahun lagi dia pensiun. Jumlah uang yang diperlukan Rp 225.000.000,00.
Tingkat bunga 12 % per tahun. Berapa jumlah uang yang harus di tabung setiap
tahunnya ?
Jawab:
F = Rp
225.000.000 ; i = 12 % ; n = 10
A = F
(A/F, i, n)
= (Rp
225.000.000) X (A/F, 12 %, 10)
=
(Rp 225.000.000) X (0,0570)
=
Rp 12.825.000
4) Gradient
Pembayaran
yang terjadi berkali-kali tiap tahun naik dengan kenaikan yang sama atau
penurunan yang secara seragam.
Kegunaan
Untuk
pembayaran per periode kadang-kadang tidak dilakukan dalam suatu seri
pembayaran yang besarnya sama tetapi dilakukakn dengan penambahan /pengurangan
yang seragam pada setiap akhir periode.
Rumus:
A = A1
+ A2
A2
= G (1/i - n / (1 + i)n - 1)
=
G (A/G, i, n)
Keterangan:
A =
pembayaran per periode dalam jumlah yang sama
A1 =
pembayaran pada akhir periode pertama
G =
“Gradient” perubahan per periode
N =
jumlah periode
Contoh:
Seorang
pengusaha membayar tagihan dalam jumlah yang sama per periode. Perubahan per
periode dengan jumlah uang sebesar Rp 30.000.000 selama 4 tahun. Dengan
bunga sebesar 15 % per tahun. Berapa jumlah pembayaran pada akhir tahun
pertama?
Jawab:
A2 =
G (A/G, i, n)
=
Rp 30.000.000 (A/G, 15 %, 4)
=
Rp 30.000.000 (0,5718)
=
Rp 17.154.000
5) Interest
Periode
Interval
waktu yang dijadikan dasar dalam perhitungan bunga. Biasanya dalam perhitungan
bunga digunakan periode satu tahun (annually), ½ tahun (semi annually), atau
bulanan (monthly)
Metode Ekivalensi
Adalah metode yang
digunakan dalam menghitung kesamaan atau kesetaraan nilai uang waktu berbeda.
Nilai ekivalensi dari suatu
nilai uang dapat dihitung jika diketahui 3 hal :
1) Jumlah uang pada suatu waktu
2) Periode waktu yang ditinjau
3) Tingkat bunga yang dikenakan
Contoh kasus dan
penyelesaian pada masing - masing istilah tersebut
Seseorang memperhitungkan
bahwa 15 tahun yang akan datang anaknya yang sulung akan masuk perguruan
tinggi, untuk itu diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp 35.000.000,00. Bila
tingkat bunga adalah 5 %, maka berapa ia harus menabungkan uangnya sekarang?
Jawab:
F = 35.000.000,00 ; i = 5 % ; n = 15
P = (35.000.000) (P/F, 5, 15)
=
(35.000.000) (0,4810)
= Rp
16.835.000,00
Contoh ekivalensi nilai
tahunan
Rumus:
A = i / (1 + i )N – 1 atau A = F ( A/F, i, n)
Contoh:
Tuan sastro ingin
mengumpulkan uang untuk membeli rumah setelah dia pensiun. Diperkirakan 10
tahun lagi dia pensiun. Jumlah uang yang diperlukan Rp 225.000.000,00. Tingkat
bunga 12 % per tahun. Berapa jumlah uang yang harus di tabung setiap tahunnya ?
Jawab:
F = Rp 225.000.000 ; i = 12 % ; n = 10
A = F (A/F, i, n)
= (Rp
225.000.000) X (A/F, 12 %, 10)
= (Rp
225.000.000) X (0,0570)
= Rp
12.825.000
Contoh ekivalensi nilai
sekarang
Sebuah perusahaan akan
membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan tahunannya. Dua alternatif
peralatan masak dengan usia pakai masing-masing 8 tahun ditawarkan kepada
perusahaan:
Mesin
|
Harga beli (Rp.)
|
Keuntungan per tahun
(Rp.)
|
Nilai sisa di akhir usia pakai (Rp.)
|
X
|
2.500.000
|
750.000
|
1.000.000
|
Y
|
3.500.000
|
900.000
|
1.500.000
|
Dengan tingkat suku bunga
15% per tahun, tentukan mesin mana yang seharusnya dibeli.
Penyelesaian:
Mesin X :
NPVX = 750.000(P/A,15%,8) +
1.000.000(P/F,15%,8) – 2.500.000
NPVX = 750.000(4.48732) +
1.000.000(0,32690) – 2.500.000
NPVX = 1.192.390
Mesin Y :
NPVY = 900.000(P/A,15%,8) +
1.500.000(P/F,15%,8) – 3.500.000
NPVY = 900.000(4.48732) +
1.500.000(0.32690) – 3.500.000
NPVY = 1.028.938
Maka, pilih mesin X
Komentar
Posting Komentar